Selasa, 04 Juni 2013

TAREKAT

PEMBAHASAN
1.    Pengertian dan Tujuan Tarekat
Istilah Tarekat berasal dari kata “At-Thariq” yang artinya jalan menuju kepada hakekat. Atau dengan kata lain pemgalaman syariat yang disebut”Al Jaraa” atau “Al Amal’, Secara terminologis tarekat adalah jalan yang harus ditempuh  setiap calon sufi untuk mencapai tujuanya mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekat-nya. Dan jalan menuju Allah ini tidak terbatas, Sebagaimana dalam kitab makrifat gubahan ihsanuddin ungkapan para sufi.

Jalan-jalan menuju Tuhan itu sebanyak bilangan bintang dilangit atau sebanyak bilangan nafas manusia.
 Menurut Al Ghazali walaupun banyak jalan menuju Allah tapi ada tiga langkahnya yaitu:
1.Penyucian hati,dalam bukunya Ihya Ulum al Din juz III hal kedua, jika manusia mengenal dia (hati), maka dia mengenal pribadinya, dan siapa yang mengenal dirinya,tentu dia mengenal Tuhan-nyA, dan sebalik-nya apabila dia bodoh pada qalbunya maka dia bodoh pada pribadinya,dan apabila dia bodoh pada diri pribadinya tentu dia bodoh pada tuhanyA.
Oleh karena itu hati lebih penting bagi para sufi dari pada akal dan mereka memandang hati sebagai singgasana Tuhan, maka terkenal ungkapan di kalangan sufi qalb al-mukmin baitullah yaitu jangan cari Tuhan kemana-mana maka lihatlah pada kaca qalbu pribadi disitulah bayang-bayang zat Tuhan dan itulah ilmu Makrifat. dan Al Ghazali mengatakan zat  Tuhan itu terlalu terang sehingga tak tertangkap oleh manusia seperti halnya kelelawar, Oleh karena itu kalau ingin mengenal tuhan harus dengan mata hati atau qalbu. Dan penyucian hati yang pertama ialah dengan menghindari hawa nafsu. Karena apa saja selain Tuhan adalah keduniaan atau hawa nafsu.
2.Konsentarsi dalam dzikir kepada Allah, tidak mengingat ha-hal lain kecuali Allah
3. Fana fi’llah, melupakan segala sesuatu ketika beribadah kecuali yang disembahnya yaitu Allah swt.


Pendapat Para Ulama tentang Tarekat
1.Syeikh Muhammad Amin Al qurdy mengemukakan tiga macam definisi, yaitu:
Pertama, Tarekat adalah prngalaman syareat, melaksanakan beban ibadah dengan tekun dan menjauhkan diri dari sikap mempermudah ibadah yang seharusnya tidak boleh di permudah.
Kedua, Tarekat adalah menjauhi larangan dan melakukan perintah tuhan sesuai dengan kesanggupannya.
Ketiga, Tarekat adalah meninggalkan sesuatu yang haram dan makruh, menunaikan hal-hal yang diwajibkan dan disunahkan, sesuai dengan kesanggupan (pelaksanaan) dibawah bimbingan seseorang arif (syekh) dari (sufi) yang mencita-citakan suatu tujuan.
Dari  definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tarekat itu sendiri jalan yang bersifat spiritual bagi seseorang sufi yang di dalamnya berisi amalan ibadah dan lainnya yang bertemakan menyebut nama Allah dan sifat-sifatnya di sertai penghayatan yang mendalam.
2.Dalam perkembangan selanjutnya, tarekat sebagai disebutkan Harun Nasution mengandung arti organisasi yang mempunyai Syekh. Guru dalam tarekat yang sudah melembaga disebut Mursyid atau Syekh dan wakilnya disebut kholifah. Adapun pengikutnya disebut murid, ada upacara ritual dan bentuk dzikir sendiri..
3.Hamka mengatakan diantara makhluk dan khaliq ada perjalanan hidup yang harus di tempuh, inilah yang dikatakan tarekat.
4.E. St harahap mengemukakan tarekat adalah jalan menuju kebenaran, ilmu agama, persaudaraan dalam kerohanian
5.Menurut Abu Bakar atjeh mengatakan tarikat adalah jalan petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadat sesuai dengan ajaran yang di contohkan oleh Nabi muhammad SAW. Sahabat, Tabiin, dan sambung menyambung sampai kepada guru-guru.
6.Menurut Al jurjani tarekat adalah tingkah laku tertentu bagi orang-otang yang beribadat kepada Allah mulai dari manazil sampai kepada maqomat.
7.Menurut Hargibb tarekat adalah sekumpulan sistem tentang upacara-upacara kejiwaan untuk kehidupan bersama dalam keanekaragaman orang islam.
8.J. spencer Trimingham mengatakan Tarekat adalah suatu metode untuk membimbing seorang murid dengan jalan pikiran, perasaan dan tindakan .
Dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan tarekat adalah pengamalan dari beberapa sufi yang di ikuti oleh para murid yang dilakukan dengan cara tertentu dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.


Karena tarekat itu adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, Maka orang yang menjalankan Tarekat harus menjalankan syari’at, dan murid-nya harus memenuhi unsur-unsur berikut :
1.    Mempelajari Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan syari’at agama.
2.Mengamati dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti jejak guru dan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
3.Tidak mencari-cari keringanan dalam beramal agar tercapai kesempurnaan yang hakiki.
4.Terbuat dan mengisi waktu seefisien mungkin guna wirid dan Do’a untuk mencapai kemantapan dan kekhusuan dalam mencapai derajat yang paling tinggi.
5.Mengekang hawa nafsu agar terhindar dari kesalahan yang dapat menodai amal.

Dan Syekh-syekh-nya tarekat harus mempunyai lima syarat yaitu :
1.Perasaan yang tajam
2.Ilmu yang betul
3.Cita-cita yang Tinggi
4.Keperibadian yang disenangi
5.Mempunyai pandangan yang menyelamatkan

Tujuan Tarekat
Tujuan Tarekat ialah untuk  mengadakan latihan jiwa, membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji dan memperbanyak dzikir dengan penuh ikhlas semata-mata untuk mengharapkan bertemu dan bersatu secara ruhiyah dengan tuhan. Dengan cara terus-menerus berada dalam zikir atau ingat terus kepada Tuhan, Dan terus-menerus menghindarkan diri dari sesuatu yang melupakan Tuhan.
 Atau  sesuatu ibadah yang sesuai dengan agarna yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dan dikerjakan oleh sahabat-sahabatnya, tabiin secara berantai sampai pada masa kita ini. Dengan tujuan  untuk memperoleh hubungan sedekat mungkin (secara rohaniah) dengan Tuhan.

 Secara umum tujuan tarekat ada tiga yaitu :
1.Untuk pembinaan aspek moral, yang meliputi pengendalian hawa nafsu sehingga manusia hanya konsisten kepada moral.
2.Untuk Ma’rifatullah, melalui mempraktekkan -nya langsung
3.Untuk mengetahui bagaimana melihat dan pendekatan diri kepada Allah dengan arti melihat yaitu merasakan kehadiran Tuhan dalam hati, dan arti dekat yaitu berjumpa dengan Tuhan sehingga terjadi dialog antara manuisia dengan Tuhan.

    Tarekat yang Berkembang dalam Islam atau diIndonesia
    Dalam perkembangan tarekat pada masa rasulullah saw bersama sahabat-sahabat-nya mula-mula terbentuklah organisasi-organisasi bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki murid-murid di dampingi oleh guru-gurunya untuk membicarakan ke salehan dengan metode tasawuf yang berbeda dengan yang lain-lain.
    Setelah sekian lama berada dalam bimbingan gurunya sudah dianggap mencapai derajat yang lebih tinggi, dan murid-murid-nya di izinkan lagi untuk mengajarkan jalan (tarekat) gurunya kepada murid-murid baru di tempat lain, sehingga perkembangan tarekat sangat pesat dalam perkembangan islam.
Pertumbuhan dan perkembangan tarekat di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangannya di negara-negara Islam. Setiap putra Indonesia yan kembali dari menuntut ilmu di makkah dapat dipastikan membawa ijazah dari syekhnya untuk mengajarkan tarekat tertentu di Indonesia.
Dalam komentarnya mengenai perkembangan tarekat di Indonesia, orientalis Johns mengatakan:
”sungguh terjadi dalam periode perkembangan kehidupan sepiritual di Indonesia bahwa seseorang tidak dianggap menganut Islam jika tidak berafiliasi kepada salah satu tarekat”.
     Martin Van Bruinessen memperkuat pernyataan dengan   menulis, ”sesungguhnya wajah Islam di Indonesia bervariasi. Seberapa jauh perbedaan tersebut, sebesar itu pula variabel praktik pelaksanaan ajaran agama, namun ciri utama dan warna tersendiri sepanjang sejarah Indonesia sampai kini adalah kecenderungan Tasawuf.

Adapun Tarekat-Tarekat yang berkembang di Indonesia antara lain :
1.Tarekat Qadariyah didirikan oleh syaikh Abdul Qadir Jailani (1077-1166 M) dan ia sering disebut al-Jilli. Dia di lahirkan di kalangan sufi. Ia terkenal dengan kekuatan ma’rifat-nya.
 Tarekat ini banyak tersebar di dunia timur, Tiongkok sampai ke jawa. Pengaruh tarekat ini cukup banyak meresap di hati masyarakat Indonesia yang dituturkan dalam bacaan Manaqib pada acara tertentu.misal-nya pada saat anak lahir. Tujuanya ialah untuk mendapatkan berkah. Dasar-dasar pokok tarekat ini ialah tinggi cita-cita, menjaga kehormatan, kuat pendirian, dan membesarkan nikmat Tuhan.
    Menurut tarekat qadariyah ini, siapa yang tinggi cita-cita-nya, naiklah martabatnya. dan siapa yang memelihara kehormatan, maka Allah akan memelihara kehormatanya dan siapa yang membesarkan Allah karena nikmat-nya maka dia akan mendapat tambahan ni’mat darinya.dan diantara amalan-amalan qadariyah ini dzikirlah yang paling penting dan tidak ada yang sama dzikir-nya antara aliran yang satu dengan yang lain.ada yang Allah saja tapi ada pula yang lailahaillalloh.
2.Tarekat Rifa’iyah yang didirikan oleh Syaikh Ahmad bin Ali bin Abbas atau sering dikenal syaikh rifa’i. Ia terkenal dengan karamat-karamatnya dan ketinggian fatwa-fatwa nya.
 Tarekat ini banyak tersebar di daerah Aceh, Jawa, Sumatra Barat, Sulawesi, dan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Ciri tarekat ini adalah penggunaan tabuhan rebana dalam wiridnya yang diikuti dengan tarian dan diiringi permainan debus, yaitu menikam diri dengan sepotong senjata tajam yang diiringi dengan zikir-zikir tertentu.
Debus artinya dalam bahasa arab besi yang tajam, dan menurut Snouck Hurgronye dalam De Acehers jilid II hal 256 mengatakan penganut-penganut tarekat ini yang sudah sempurna di karunia Tuhan dengan bermacam–macam keajaiban diantaranya kebal, tidak dimakan senjata tajam, tidak terbakar api yang menyala-nyala.
Menurut Sayid Mahmud Abdul al Faidl Manufi mengatakan tarekat Rifaiyah memiliki tiga dasar yaitu : tidak meminta sesuatu, tidak menolak  sesuatu dan tidak menunggu sesuatu.
3.Tarekat Naqsyabandiyah didirikan oleh Muhammad bin Bhauddin al-Uwaisi al-Bukhari (727-791 H). Ia disebut Naqsyabandi diambil dari kata naqsyaband yang berarti lukisan, karena ia ahli dalam memberikan lukisan kehidupan yang gaib-gaib. Tarekat ini tersebar di Sumatera, Jawa, maupun Sulawesi.


Tarekat ini mengajarkan tentang adab dan dzikir. dan berpegang teguh dengan aqidah dan ahli sunnah, Tarekat naqsyabandiyah memiliki tiga cabang yang  merupakan tarekat terbesar di Indonesia, yaitu Naqsyabandiyah Madzhariyah, Naqsyabandiyah, dan Qadariyah Naqsyabandiyah.
4.Tarekat Samaniyah didirikan oleh Syaikh saman yang meninggal pada tahun 1720 di Madinah. Tarekat ini banyak tersebar luas di Aceh, dan mempunyai pengaruh yang dalam di daerah ini, juga di Palembang, dan daerah lainnya di Sumatra. Di Jakarta tarekat ini sangat besar pengaruhnya terutama dipinggiran kota.
Ciri-ciri tarekat ini adalah dzikir yang keras-keras dengan suara yang melengkung dan ratib samman dengan menggunakan perkataan HU yang artinya Dialah Allah. Tarekat sammaniyah ini mengajari pengikutnya untuk memperbanyak shalat dan dzikir, menolong orang miskin, tidak mencintai dunia, dan beriman secara tulus hanya kepada Allah.
Dalam keramat Sammaniyah diceritakan barang siapa yang menyerukan namanya tiga kali akan hilang kesusahan dunia dan akhirat, dan barang siapa yang ziarah ke kuburan-nya  dan membacakan Al Qur’an dan berdzikir maka samman mendengar-nya, dan barang siapa yang memakan makanan-nya maka akan masuk sorga karna ia mengatakan ia sudah pernah menjadi wali ketika dalam kandungan ibu-nya. hal-hal yang berkenaan dengan dirinya tertulis dalam manaqib al Qubro.
  5. Tarekat Kholwatiyah didirikan oleh zahiruddin beliau wafat di khurasan tahun 1397 M. Tarekat ini merupakan cabang dari tarekat Suhrawardi yang didirikan oleh Syaikh Abdul Qadir Suhrowardi. Tarekat ini mula-mula tersiar di Banten oleh Syaikh yusuf al-Kholwati al-Makasari pada masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa.
Tarekat Kholwatiyah ini mampu membawa jiwa dari tingkat yang rendah kepada tingkat yang lebih sempurna melalui tujuh tingkatan nafs yaitu : nafsu ammarah, nafsu lawwamah, nafsu muhlamah,  nafsu muthmainnah, nafsu radhiyah, nafsu mardiyah, dan nafsu kamilah.
6. tarekat al-Hadad didirika oleh Sayyid Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Hadad ia lahir di Tarim yang terletak di hadramaut tahun 1044. ia banyak mengarang kitab-kitab tasawuf, diantaranya kitab yang berjudul Nashaihud Diniyah (Nasihat-nasihat Agama) dan al-Mu’awanah fi Suluk Thariq Akhirah (Panduan mencapai hidup di Akhirat). Tarekat ini banyak dikenal di Hadramaut, Indonesia, India, Hijaz, Afrika Timut, dan lain-lain.
Seorang tokoh tarekat ini atau Hadad adalah seorang yang buta namun otak-nya tajam,walaupun buta namun tidak mengganggu pendidikanya, ia sering keliling kota untuk bersembahyang sunnat dalam tiap-tiap masjid, dan setiap  penutup ratib-nya selalu di sebut Ba Alawi yang dianjurkan-nya untuk menghadiahkan bacaan fatihah dan di hadiahkan kepada tokoh-tokoh tarekat semua.    
7. Tarekat Khalidiyah adalah salah satu cabang dari tarekat Naqsyabandiyah yang ada di Turki yang berdiri pada abad XIX. Pokok-pokok tarekat Khalidiyah dibangun oleh Syaikh Sulaiman al-Zuhdi al-Khalidi. Tarekat ini banyak berkembang di Indonesia seperti di Banjar Masin dan daerah lainnya. tarekat ini berisi adab dan dzikir
    
Selain dari tarekat yang berkembang di indonesia ada juga tarekat yang berkembang didalam dunia islam antara  lain :
1 Bektasyi.berkembang pada negara mesir abad ke-17 dan ke-18 yang mengalami perkembangan pesat pada masa Khedive Ismail.
2.Syadziliyah yang di dirikan oleh Abun Al Hasan al Zadzili, terkenal dengan wirid dan kekuatan ilmunya. ia mengatakan seseorang bisa berpaling dari keduniaan dengan cara mengambil I’tibar dan bertawakkal, dan seseorang bisa mencapai sikap Ridho dari Allah dengan Qana’ah, pasrah pada waktu senang dan susah.

Di dalam kehidupan tarekat terdapat adab-adab Dzikir diantaranya :
1.Lebih dahulu bersuci dari hadas dan najis
2.Shalat dua raka’at, berlahan di waktu siang dan nyaring pada waktu malam, dan ayat yang di baca adalah surat Al kafirun dan Al ikhlas.
3.Setelah shalat maka duduk dengan menghadap kiblat dengan mengosongkan diri dari segala pikiran yang mengganggu dan membimbangkan.
4.Mengucap Istighfar, ada yang mengatakan 5 kali, 25 kali, 70 kali dan 100 kali, tapi tergantung tarekat yang di anutnya.
5.Berdo’a kepada Allah untuk diterima do’anya  dan untuk mendapatkan Khusnul Khatimah yaitu suri tauladan yang baik
6.Membaca surat Al fatihah,s urat Al ikhlas 3 kali dan menghadiahkanya kepada ahli tarekat itu semuanya.
7.Memejamkan matanya dengan mengganggap dirinya seolah-olah sudah mati dan tidak ada perlindungan kecuali kepada Allah.
8.Kemudian ia wukuf qalbi
9.Kemudian Dzikir qalbi

Adapun Dasar-Dasar Tarekat adalah :
1.Menuntut ilmu untuk menegakkan perintah
2.Cinta kepada syeh dan persaudaraan untuk mendapatkan penglihatan yang tajam
3Mengisi waktu dengan wirid-wirid  untuk selalu menghadirkan Tuhan dalam hati
4.Mencurigai diri dari segala sesuatu agar dapat keluar dari hawa nafsu.
   

Tata Cara Pelaksanaan Tarekat
1.     Dengan Zikir, yaitu ingat yang terus menerus kepada Allah dalam hati secara menyebutkan namanya dengan lisan, zikir ini berguna sebagai alat kontrol bagi hati, ucapan dan perbuatan agar tidak menyimpang dari garis yang sudah ditetapkan Allah, ada juga yang disebut dzikir lidah, dan dzikir qalbu
2.    Ratib, yaitu mengucapkan lapad La Illaha Illallah dengan gaya, gerak dan irama tertentu
3.    Musik, yaitu dalam membacakan wirid-wirid dan syair-syair tertentu diiringi dengan bunyi-bunyian (instrumental) seperti memukul rebana
4.    Menari, yaitu gerak yang dilakukan mengiringi wirid-wirid dan bacaan tertentu untuk menimbulkan kehidmatan
5.    Bernafas, yaitu mengatur cara bernafas pada waktu melakukan zikir tertentu. Selain itu Mustafa Zahri mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan tarekat sebagaimana disebutkan diatas, perlu mengadakan latihan batin, riadah dan mujahadah (perjuangan kerohanian). Perjuangan seperti itu dinamakan pula suluk dan yang mengerjakannya di sebut salik.









IV. KESIMPULAN
Tarekat itu sendiri merupakan jalan yang bersifat spiritual bagi seseorang sufi yang di dalamnya berisi amalan ibadah dan lainnya yang bertemakan menyebut nama Allah dan sifat-sifatnya di sertai penghayatan yang mendalam. Tarekat mempunyai hubungan fungsional dengan tasawuf karena Tarekat pada mulanya berarti tata cara dalam mendekatkan diri kepada Allah dan digunakan sekelompok yang menjadi pengikut bagi seorang Syekh.
Pertumbuhan dan perkembangan tarekat di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangannya di negara-negara Islam di Indonesia. Beberapa Tarekat yang berkembang di Indonesia yaitu tarekat Qadariyah, Rifaiyah, Naksabandiyah, Samaniyah, Khalwatiyah, Al-hadad, dan Tarekat Khalidiyah, dengan tokoh-tokoh nya yang memiliki kemampuan tersendiri.
     Guru dalam tarekat disebut syaikh,wakilnya disebut Khalifah dan pengikutnya disebut murid, sedangkan tempatnya disebut  Ribat atau Zaniyah atau Halqah.



DAFTAR PUSTAKA

M. A. Saifuddin, Diktat Akhlak Tasawuf, Institut Agama Islam Negeri,  Medan, 2007.
Miswar. H. Drs dkk,  Akhlak Tasawuf, Institut Agama Islam Negeri, Medan, 2012
Mustofa. A. H. Drs.,Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia Bandung, cet IV, Bandung, 2010
 Toriquddin. Lc. M. HI. Moh. H, Sekularitas Tasawuf, Malang, 2008
Zakiah Daradjat. Dr, Pengantar Ilmu Tasawuf, Medan 1983
Simuh, Tasawuf dan Perkembanganya dalam Islam,  Jakarta 1996
Http :// Peperohity. Com./90/ sites mview/thoriqah.tasawuf/2011/ di Download 28-09-2012
 Mahjuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf,Kalam Mulia, Jakarta, 1991
Http : // Amirkhan, Wordpress. Com.di Download 28-09-2012
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar