Selasa, 14 Mei 2013

Sejarah Pendidikan Islam


BAB II
RAGAM ASPEK KEHIDUPAN


IAIN,ORIENTALISME, dan ISLAM LIBERAL
            Di IAIN Sumatera Utara, digelar sebuah seminar yang mengambil tajuk besar 30 tahun Orientalisme dan Islam Liberal di IAIN. Orientalisme memang sudah sejak lama menjadi bahan kontraversi, lalu dipersegar lagi oleh kasus pemuatan Kartun Nabi Muhammad saw.oleh koran Denmark The Jyllands-Posten pada september 2005. Seminar ini mengatakan bahwa Orientalisme dan Islam Liberal sudah tiga dekade bersarang di IAIN padahal mayoritas IAIN masih berusia tiga puluh tahunan.
            Orientalisme di IAIN, sebagaimana buku Orientalisme karya ilmuan Palestina, Edward W.Said mendefenisikan Orientalisme sebagai sebuah aliran pemikiran yang didasarkan atas pembedaan ontologis dan epistomologis antara timur dan barat. Kegiatan dan hasil karya Orientalisme disebar luaskan ke segenap penjuru Dunia tak terkecuali Indonesia dan tersebar luas di berbagai perpustakaan perguruan tinggi termasuk perpustakaan IAIN. Dan IAIN lebih banyak dipersepsi sebagai lembaga Dakwah ketimbang sebagai lembagai akademis, dan belakangan ini di beberapa jurusan IAIN memang sudah terdapat mata kuliah Orientalisme,tetapi isi dari mata kuliah ini sama sekali bukan untuk mengikutinya secara membabi buta.
            Islam Liberal di IAIN, yang baru ini dikenal di Indonesia pada awal abad 21 seiring dengan penerbitan buku Kurzman dan Barton pada tahun 2001. Perkembangan moderen di IAIN menunjukkan bahwa Mahasiswa IAIN pada umumnya tidak memahami secara benar fenomena islam Liberal ini malah mereka menyikapinya dengan negatif terhadap Islam Liberal itu tanpa memahami maksud yang sebenarnya dari islam Liberal itu.
            IAIN, Ketimuran, dan Kebebasan. Sebagai sebuah Lembaga pendidikan tinggi milik ummat Islam, IAIN sudah sewajarnya terlibat secara intens dalam meresponi berbagai persoalan yang muncul ditengah ummat. Orientalisme dan Islam Liberal jelas telah menjadi titik start bagi kontraversi di tengah ummat islam di Indonesia, dan satu hal yang wajib dijaga oleh IAIN yaitu sikaf dan komitmen akan akademisnya dan penanganan akademis yang dewasa terhadap setiap kontraversi yang berkembang. Adapun Lembaga akademis semacam  IAIN adalah tempat yang paling ideal untuk membedah, mengkaji, mengkritisi, dan menguji berbagai tesis yang lumrah dikaitkan dengan Islam Liberal. Orientalisme dan Islam Liberal di IAIN harus berciri akademis, objektivitas, keterbukaan, kejujuran, kemerdekaan, dan integritas.


IAIN DI TENGAH DINAMIKA PEMAHAMAN ISLAM
            Hubungan antara Orientalisme dan Islam Liberal yaitu bahwa IAIN adalah lembaga terbaik untuk mengakaji secara kritis dan akademis Orientalisme dan Islam Liberal dan agama lain yang berkaitan dengan Islam, kemudia Persentuhan IAIN dengan Orientalisme dan Islam Liberal adalah sebuah penyimpangan besar yang tidak semestinya terjadi karena berakibat buruk.
            Menimbang posisi IAIN, ketika IAIN berada ditengah Orientalisme dan Islam Liberal ia harus bisa berada ditengah poros kontraversi yang ada tidak boleh memilih posisi yang ekstrim, karena kalau ekstrim dia akan mnutup jalan kejujuran, dan kebenaran tidak akan pernah ditemukan, dan sikaf akademis harus ada karena dapat menahan perbedaan pendapat agar tidah berubah menjadi perselisihan dan pertengkaran.
            Model Ikhtilafu Rahmah, karena Hadis Nabi mengatakan perbedaan pendapat itu adalah Rahmat (Ikhtilafu rahmah), dan adapun lembaga yang bisa menjadi penerapan Hadits adalah IAIN, oleh karena itu IAIN harus mampu mempertahankan ciri akademisnya dalam menghadapi berbagai kontraversi keagamaan, makan IAIN akan mengilustrasikan secara indah akan konsep Ikhtilafu Rahmah.
                                                                      
                   
DEMITOLOGISASI INTELEKTUALITAS IAIN
Demitologisasi yaitu pandangan yang tidak didasarkan atas fakta dan kenyataan, ia berasaskan tradisi, perasangka, dan lainnya, sedangkan Mitologisasi yaitu proses menjadikan sesuatu menjadi mitos atau pandangan yang tidak berdasarkan fakta yang mana unsur mitos adalah emosi dan rasa. Intelektualitas adalah berasal dari intelek yaitu akal, rasional. jadi intelektualitas adalah kerasionalan. Adapun salah satu mitos yang tersebar di IAIN adalah bahwa sarjana IAIN tidak bisa bersikap ilmiah, jawabanya ada dua, yaitu bahwa itu  fakta dan tidak fakta.
Untuk mempertegasnya harus menerapkan kembali keseimbangan naqly dan aqly dalam kegiatan pengajaran dan pendidikan di IAIN dan berijtihad, dan dalam ijtihad inilah terdapat intelektualitas. Kemudian mencoba menyerap dan mengakomodasi metode-metode ilmiah modren, karena metode-metode modren inilah yang kemudian menjadi kriteria kadar penentu intelektualitas dan keilmiahan sebuah kegiatan atau karya. IAIN juga tidak mungkin membuktikan keintelektualannya dengan argumen semata, untuk itulah Dunia Modren menuntut fakta dan bukti yang nyata, dan jika ini dapat diwujudkan insyaallah akan menjadi terapi mujarat bagi penyakit keraguan atau intelektualitas IAIN.


MENGHINDARI SEBUAH ISTANA PASIR :
MENYAMBUT IKATAN ALUMNI IAIN SU



            Ikatan alumni IAIN tidak hanya memeberi manfaat potensial bagi alumni sendiri, tetapi juga dapat membantu perkembangan dan kemajuan almamaternya. IKA IAIN SU adalah memungkinkan dilakukanya evaluasi dan menjadi semacam cermin bagi almamater IAIN SU, sebab keberhasilan alumni ditengah masyarakat sejatinya adalah keberhasilan IAIN SU. Para sarjana dicirikan harus pintar, kreatif dan bersikap rasional, tapi kenyataanya keserjanaan tidak membuat orang begitu mudah menjadi bagian dari perkumpulan/ikatan. Dan IKA ini memiliki peluang untuk berhasil menjadi organisasi membaik dimasa mendatang karena mereka menyadari bahwa dunia kontemporer ternyata dikuasai oleh kekuatan yang berporos atas kerja sama. Keberhasilan IKA bergantung pada tiga hal yaitu : kejelasan visi, missi, kemampuan mengidentifikasi tantangan dan peluang, keberhasilan membuat organisasi yang berguna bagi anggotanya. Jika tidak berhasil ketiga ini kita hanya mendirikan sebuah istana pasir disebuah pantai nan indah, sepuan ombak dan tiupan angin akan meruntuhkanya  dan mengembalikanya rata dengan wajah pantai.

PEMBAHARUAN PEMIKIRAN ISLAM : BEBERAPA PERSYARATAN DASAR
            Arus perubahan sejarah begitu derasnya dan seringkali bertentangan dengan nilai-nilai Islam, dan untuk menghadapinya ummat islam harus bangun dari tidur, menggali potensi kreativitas, dan dinamismenya. Lalu menunjukkan relevansi dan signifikansi islam dizaman kini. Ada banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari sejarah ummat islam yaitu kegagalan dan keberhasilan, keberhasilanya perlu dicari rahasianya untuk dijadikan pedoman dan dicontoh, begitu juga kegagalan kita harus tahu penyebabnya agar bisa dihindari. Tapi sekarang sudah hampir terputus sejarah dikalangan ummat islam, pemuda sekarang tidak tahu kemana mereka akan melangkah dan dari mana mereka datang, padahal mempelajari sejarah adalah syarat terarahnya pembaharuan pemikiran sehingga dalam Al Qur’an disebutkan bahwa kita harus mempelajari sejarah dan mengambil pelajaran dari padanya.
            Sebagai generasi muda Hal-hal yang harus kita ketahui dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada adalah Kejelasan visi masa depan. Kesadaran tentang simbol dan nilai, pemikiran pembaharuanya harus bisa membedakan simbol dan nilai dalam ketuhanan ajaran islam. Pemikiran kritis-konstruktif, kritik harus ditempatkan sebagai sesuatu yang positif agar semua orang senang melakukanya dan menerimanya dan yang menyampaikan kritik menunjukkan keinginan untuk memperbaiki (konstruktif) prospek pembaharuan dimasa depan akan banyak tergantung pada keberhasilan dalam melakukan kritik konstruktif. Budaya Ilmiah, generasi muda harus belajar menghargai kebenaran diatas emosi, perasaan dll. Keterbukaan pemikiran dan sikaf, jika orang berbeda pendapat tentang sesuatu misalnya warna baju maka mereka juga akan berbeda pandangan tentang pandangan keagamaan, dan keterbukaan ini harus diawali dengan keyakinan bahwa perbedaan pendapat itu adalah natural dan wajar, dan pemikiran pembaharuan akan tumbuh apabila generasi mudanya memiliki pemikiran  dan sikap yang terbuka terhadap orang yang berbeda pendapat. Keuletan dan kesabaran, pembaharuan tidak akan pernah selesai karena zaman akan terus berkembang dan bagi mereka yang ulet adalah orang yang sadar bahwa umurnya pendek namun menginginkan umur itu relevan untuk masa yang lebih panjang.

MENDORONG KERETA MODERNISASI ISLAM
            Modernitas Islam niscaya dua argumentasi yaitu argumentasi langit dan argumentasi bumi, maksudnya modernitas islam sebuah gagasan yang disuatu sisi yang dianggap oleh kebutuhan dan perkembangan dunia dan disisi lain dituntut oleh wahyu ilahi yang datang dari langit. Posisi dan keniscayaan modernitas, Islam adalah agama yang sempurna dan tercanggih fungsinya harus bisa sempurna dalam perubahan ruang dan waktu, dan Modernitas itu sendiri adalah kesadaran dan kebanggaan akan keistemewaan islam atau menunjukkan keistemewaan islam.  
            Dan cara kerja seorang modernitas dapat diparalelkan sebagai cara kerja dokter medis, jika manusia menjadikan tubuh manusia sebagai objeknya maka modernitas menjadikan sejarah dan realitas ummat islam sebagai sasaranya, dan jika seorang dokter melakukan diaknosa untuk mencari penyakit yang ada pada tubuh pasienya begitu juga dengan modernitas dalam mencermati keadaan ummat dari berbagai aspek dan posisinya. Para modernitas dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu : Modernitas harus diperjuangkan dan dicapai melalui pembacaan ulang islam secara internal yang akan menghasilkan suatu pemahaman dan penafsiran yang cerdas dan kritis. Modernitas yang memilih pijakan masa kini harus memfokuskan perhatianya ke masa depan. Modernitas menggarap berbagai bidang kehidupan dan berbagai macam aspek ajaran islam sebagai materi ummatnya,politik,ilmu pengetahuan dll. Beberapa buku yang mengindikasikan pendekatan adalah islam pasional ( Harun Nasution), Islam Agama kemanusiaan (Nurcholish Madjid),Islam Dinamis (Syahrin Harahap),Islam aktual(Jalaluddin Rakhmat) dll.


KEBENARAN SEBAGAI SEBUAH PERJALANAN
            Sebagaimana tokoh Ziauddin Sardar dan Abu Hamid Al Ghazali dalam perjalanan hidupnya mencari kebenaran meskipun mendapat rintangan atau masalah yang ditemuinya dalam pencarian bidang ilmu pengetahuan. Yang mana Al Ghazali hidup pada zaman pertentangan keagamaan sedangkan Sardar hidup ditengah tantangan dunia barat, kedua tokoh ini mengalami keraguan dan kegelisahan saat mencari kebenaran. Adapun unsur atau syarat yang harus mereka fokuskan dalam pencarian ini adalah unsur anatomis yang berkualitas personal yaitu keberanian intelektual dan kritisime tingkat tinggi dan keteguhan hati, dan kedua tokoh ini telah melaksanakan hal ini dalam pencarianya yang membuat keberhasilan.
            Jadi sejarah intelektual dapat dikatakan sebagai sejarah pencarian kebenaran, yang mana Al ghazali dan Sardar termasuk diantaranya, jika ada keraguan dalam pencarian harus diproses melalui metodologi yang berporos pada kritisisme tingkat tinggi, karena hanya dengan cara seperti ini seseorang akan sampai kepada kebenaran sejati, berkelanjutan dan membahagiakan.


URGENSI INTEGRASI ILMU PENGETAHUAN
            Pada mulanya ilmu pengetahuan dikategorikan menjadi dua yaitu ilmu-ilmu naqliyyah yang berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadits, ilmu-ilmu aqliyyah yang diperoleh dari pengadopsian dan pengembangan ilmu-ilmu dari peradaban-peradaban intelektual terdahulu. Tetapi dalam pengadopsian ilmu-ilmu ini memiliki banyak masalah sehingga Dunia Intelektual islam pada menjelang masa modren ini didominasi untuk tidak mengatakan terbatas pada ilmu-ilmu syar’iyyah.
            Integrasi Ilmu Pengetahuan : Soal Urgensi, karena dalam konteks inilah beberapa urgensi harus dikemukakan kembali yaitu : Mematuhi pesan Teologis/ filosofis Al Qur’an,karena objek ilmu pengetahuan yang dikenal saat ini adalah Al Qur’an. Menumbuhkan kembali rasa memiliki ummat islam terhadap alam dan semua isinya sesuai titah Al Qur’an. Membangun kembali peradaban Intelektual ummat islam karena ummat islam klasik telah mengembangkan pengkajian ilmiah disegala bidang yang memungkinkan dizamanya. Mengatasi ketertinggalan ummat islam di bidang ilmu-ilmu non keagamaan. Mengatasi kondisi gagap teknologi ummat islam, dan hanya visi integratiflah yang memberi peluang bagi ummat islam untuk kembali menjadi pioneer dibidang teknologi. Memberi peluang berkembang bagi lembaga-lembaga pendidikan islam, dan integrasi akan memperluas pengakajian dan memberi perkembangan bagi lembaga-lembaga islam. Menyelesaikan kondisi psychological split ummat islam post klonial. Mempercepat penyerapan nilai-nilai islam kedalam semua bidang kehidupan.
 Jadi prinsip islam yang asli tentang ilmu pengetahuan adalah bersifat integratif bukan dikotomis, seperti islam itu adalah rahmat sekalian alam, islam itu mencakup urusan dunia akhirat, islam itu agama yang menyeluruh, manusia adalah agen Tuhan didunia ini, dan ilmu pengetahuan itu adalah buah dari kesalahan total untuk menagkap esensi pesan Al Qur’an dan Islam.


FILOSOFI “WALLAHU A’LAM”
            Wallahu a’lam adalah bagian dari kehidupan kita sebagai ummat beragama, dan frase tulisanya selalu terdapat diakhir tulisan atau baris terakhir. Secara harafiyah arti dari wallahu a’lam adalah Allah maha mengetahui, dan ucapan ini punya muatan bahwa Allah adalah sumber ilmu pengetahuan. Dan Wallahu a’lam ini adalah jembatan penghubung antara dimensi manusiawi dan dimensi ilahiyah dari ilmu pengetahuan maksudnya setinggi apapun ilmu manusia itu tapi itu tidak melebihi ilmunya Allah dan dialah lebih mengetahui dari segalanya, dan tempatnya tidak disembarang tempat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar