Sabtu, 04 Januari 2014

ujian praktikum komputer

BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Manajemen merupakan proses mencapai sesuatu melalui kerja sama dengan orang lain, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen adalah proses pemakaian sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Setiap Negara di dunia memiliki ilmu manajemen, tapi ada juga Negara yang mengatakan manajemen adalah administrasi.  Setiap lembaga mempunyai manajemen baik itu perkantoran, perusahaan, sekolah dan lain-lain. Manajemen itu terdiri dari beberapa bagian seperti manajemen humas, manajemen kesiswaan, manajemen organisasi, manajemen kurikulum dan lain-lain.
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Isi Kurikulum cenderung berubah dan berkembang karena dari masa kemasa cenderung disempurnakan untuk mencapai kemajuan dalam proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan efisien. Kurikulum dalam pendidikan sangat berarti, karena tujuan tidak akan tercapai tanpa keterlibatan kurikulum pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu dari komponen pokok pendidikan, dan kurikulum merupakan sistem yang mempunyai komponen-komponen tertentu. Komponen kurikulum tersebut paling tidak mencakup tujuan, struktur program, strategi pelaksanaan yang mencakup sistem penyajian pelajaran, penilaian hasil belajar, bimbingan-penyuluhan, administrasi, dan supervise pendidikan. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang manajemen kurikulum pendidikan islam





2.    Rumusan Maslah
a.    Jelaskan konsep kurikulum pendidikan islam ?
b.    Jelaskan Pengembangan Kurikulum pendidikan Islam ?
c.    Jelaskan prinsip dan pendekatan pengembangan kurikulum islam ?

3.    Tujuan
a.    Mengetahui konsep kurikulum pendidikan islam
b.    Mengetahui pengembangan kurikulum pendidikan islam
c.    Mengetahui prinsip dan pendekatan pengembangan kurikulum islam




BAB II
PEMBAHASAN

1.    Konsep  Kurikulum Pendidikan Islam
Manajemen adalah proses mencapai sesuatu melalui kerja sama dengan orang lain yang terdiri dari Perencanaan, Pengorganisasian, menggerakkan, dan mengawasi. Menurut Mondy dan Premeaux manajemen adalah proses memperoleh suatu tindakan melalui usaha orang lain. 
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis Kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa untuk dapat belajar baik diruangan kelas maupun diluar sekolah. Sedangkan menurut Harold .B. Alberty Kurikulum adalah semua kegiatan yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah.
Pengertian kurikulum menurut Othanel Smith sejumlah pengalaman yang secara prensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda agar mereka dapat berpikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya. Sedangkan menurut William Ragan kurikulum adalah seluruh program dan kehidupan dalam sekolah yaitu segala pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi hubungan sosial antara guru dengan murid, metode mengajar dan cara mengevaluasi. Sedangkan menurut Edward Krug dia mengatakan kurikulum sebagai cara-cara dan usaha untuk mencapai tujuan persekolahan.
 Sedangkan menurut UU no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 butir 19 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dugunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 
Jadi dari pengertian-pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum dapat dilihat sebagai produk yaitu hasil karya para pengembang kurikulum, kurikulum sebagai program yaitu alat yang dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan, kurikulum dapat dipandang sebagai  hal-hal yang diharapkan akan dipelajari siswa yakni pengetahuan, sikap, keterampilan tertentu, kurikulum sebagai pengalaman siswa yaitu apa yand diwujudkan pada diri anak berbeda dengan dengan apa yang diharapkan menurut rencana. 
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komperehenshif, sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaanya manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks manajemen berbasis sekolah (MBS) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Oleh karena itu otonomi yang diberikan kepada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioditaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan.
 Kemudian pendidikan Islam, pada umumnya mengacu pada  Al-tarbiyah, Al-ta’dib, dan Al-ta’lim. Dari ketiga istilah ini yang populernya adalah Al-tarbiyah. Penggunaan istilah Al-tarbiyah berasal dari kata rabb, yang berarti tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga. Dari pengertian tersebut pengertian pendidikan islam yang terkandung dalam istilah al-tarbiyah terdiri atas empat unsur pendekatan yaitu : (1) Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa, (2) Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan, (3) Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan, dan (4) Melaksanakan pendidikan secara beertahap.
Dari beberapa pengertian pengertian tersebut dapat disimpulkan pendidikan Islam adalah rangkaian proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada anak didik melalui pertumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya, baik spiritual, intelektual, maupun fisiknya guna keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. 

Jadi Konsep Kurikulum Pendidikan Islam adalah perencanaan kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk pendidikan, sasaran-sasaran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sesuai dengan nilai-nilai ajaran yang dipimpin oleh seorang menejer dan saling bekerja sama dengan rekan-rekanya dalam bentuk organisasi yang kuat agar tercapai visi dan misi sekolah.
 Adapun Dasar dari kurikulum pendidikan islam adalah :
1.    Asas Agama yaitu seluruh sistem pendidikan Islam kurikulumnya harus berdasarkan atau berlandaskan pada ajaran Islam yang meliputi aqidah, ibadah, muamalat dan hubungan-hubungan yang berlaku didalam masyarakat dan bersumber pada Al qur’an dan sunnah.
2.    Asas Falsafah yaitu susunan kurikulum pendidikan Islam mengandung suatu kebenaran, terutama dari sisi nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini kebenarannya.
3.     Asas Psikolog yaitu bahwa kurikulum pendidikan Islam hendaknya disusun dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan peertumbuhan dan perkembangan yang dilalui anak didik.
4.    Asas Sosial yaitu Pembentukan kurikulum pendidikan Islam harus mengacu kearah realisasi individu dalam masyarakat.
5.    Asas Organisasi  yaitu mengenai bentuk penyajian bahan pelajaran yang menjadikan kurikulum merupakan mata pelajaran yang terpisah-pisah.
Jadi kelima dasar tersebut tidak bisa berdiri sendiri, harus merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga dapat membentuk kurikulum pendidikan Islam yang terpadu, yaitu kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pengembangan anak didik dalam unsur ketauhidan, keagamaan, pengembangan potensinya sebagai khalifah, dan pengembangannya dalam kehidupan sosial.

Yang mana secara umum tujuan dari pendidikan adalah dijabarkan dari falsafah bangsa yaitu Pancasila yang bertujuan meningkatkan kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
2.    Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam
Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Adapun hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum pendidikan islam yaitu isi kurikulum harus mencakup
1.    Materi yang tersusun tidak menyalahi fitrah manusia.
2.    Adanya relevansi dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu sebagai upaya mendekatkan diri dan ibadah kepada Allah Swt, dengan penuh ketakwaan dan keikhlasan.
3.    Disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan usia peserta didik.
4.    Perlunya membawa peserta didik kepada obyek empiris, praktek langsung, dan memiliki fungsi pragmatis, sehingga mempunyai keterampilan-keterampilan yang ril.
5.    Penyusunan kurikulum bersifat integral, terorganisasi, dan terlepas dari segala kontradiksi antara materi satu dengan materi lainnya.
6.    Materi yang disusun mempunya relevansi dengan masalah-masalah yang mutakhir, yang sedang dibicarakan, dan relevan dengan tujuan Negara setempat.
7.    Adanya metode yang mampu menghantar tercapainya materi pelajaran dengan memerhatikan perbedaan masing-masing individu.
8.    Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan tingkat perkembangan peserta didik.
9.    Memperhatikan aspek-aspek social, misalnya dakwah Islamiyah
10.    Materi yang disusun mempunyai pengaruh positif terhadap jiwa peserta didik, sehingga menjadikan kesempurnaan jiwanya
11.    Memperhatikan kepuasan pembawaan fitrah, seperti memberikan waktu istirahat dan refresing untuk menikmati suatu kesenian
Kalau secara umum dalam pengembangan kurikulum Fine dan Crunkitton menyatakan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menyususuun isi kurikulum yaitu :
1.    Waktu dan biaya yang tersedia
2.    Tekanan internal dan eksternal
3.    Persyaratan tentang isi kurikulum dari pusat maupun daerah
4.    Tingkat dari isi kurikulum yang akan disajikan

3.    Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Kurikulum Pendidikan islam
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti: pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. Selain itu harus diperhatikan prinsip dan melakukan pendekatan agar penerapan kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan seperti yang di harapkan. Dan Adapun prinsip dan pendekatan tersebut adalah :
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (1997) prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dibagi ke dalam dua kelompok :
1.     prinsip - prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas
2.    prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.



Adapun Prinsip – prinsip yang biasa digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum. Menurut Sudirman S. Adalah :
1.    Prinsip Berorientasi pada Tujuan, yang mana Tujuan kurikulum harus mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai sebagaimana tujuan pendidikan Nasional yang berdasarkan pancasila.
2.     Prinsip Relevansi, Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi, dan system penyampaiannya harus sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.     Prinsip Efektivitas, dikaitkan dengan efektifitas guru mengajar dan efektifitas para murid belajar. Implikasi prinsip ini dalam pengembangan kurikulum ialah mengusahakan agar setiap kegiatan kurikuler membuahkan hasil tanpa ada kegiatan yang mubazir dan terbuang percuma.
4.    Prinsip Efisiensi, Implikasi prinsip ini mengusahakan agar kegiatan kurikuler mendayagunakan waktu, tenaga, biaya, dan sumber – sumber lain secara cermat dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler itu mewadahi dan memenuhi harapan
5.     Prinsip Fleksibilitas, Kurikulum yang  mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi, atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku. maka yang dilaksanakan adalah program pendidikan keterampilan industri.
6.     Prinsip Integritas, Implikasi prinsip ini mengusahakan agar pendidikan dalam suatu kurikulum menghasilkan manusia seutunya walaupn kegiatan kurikulernya terjabar dalam komponen kurikulum.
7.    Prinsip sinkronisasi, Implikasi prinsip ini mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler seirama, searah dan satu tujuan. Jangan sampai terjadi suatu kegiatan kurikuler menghambat, berlawanan atau mematikan kegiatan – kegiatan lainnya.
8.    Prinsip berkesinambungan, Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek - aspek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
9.    Prinsip Objetifitas, Implikasi prinsip ini mengusahakan agar semua kegiatan kurikuler dilakukan dengan kegiatan catatan kebenaran ilmiah dengan menyampaikan pengaruh pengaruh emosional dan irasional.
10.     Prinsip Demokrasi, Implikasi prinsip ini ialah mengusahakan agar dalam penyelenggaraan pendidikan dikelola dan dilaksanakan secara demokrasi.
Adapaun pendekatan –pendekatan yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum islam adalah
1.    Pendekatan bidang studi (pendekatan subjek atau disiplin ilmu), Pendekatan ini menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum misalnya matematika, sains, sejarah IPS, IPA, dan sebagainya, dan yang diutamakan dalam pendekatan ini ialah penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu tertentu. Tipe organisasi ini sesuai dengan falsafah.
2.        Pendekatan Interdisipliner, yang terdiri dari
a.    Pendekatan Broad-field, Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan beberapa  mata pelajaran yang saling berkaitan agar siswa memahami ilmu pengetahuan tidak berada dalam vakum, misalnya antara perang vietnam dan korea dengan kebangkitan ekonomi jepang dan lain-lain.
b.    Pendekatan Kurikulum Inti(core curriculum), kurikulum diberikan berdasarkan suatu masalah sosial atau personal. Untuk memecahkan masalah itu digunakan bahan dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan masalah itu.
c.     Pendekatan Kurikulum Inti di Perguruan Tinggi, yaitu pengetahuan inti yang pokok yang diambil dari semua disiplin ilmu yang dianggap esensial mengenai kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang dianggap layak dimiliki oleh tiap orang terdidik dan terpelajar.
d.    Pendekatan Kurikulum Fusi, yaitu menyatukan dua atau lebih disiplin tradisional menjadi studi baru misalnya: geografi + botani + arkeologi menjadi earth sciences.


3.     Pendekatan Rekonstruksionisme, yaitu memfokuskan kurikulum pada masalah-masalah penting yang dihadapi dalam masyarakat ,seperti polusi, ledakan penduduk dan lain-lain. Dalam pendekatan ini ada dua kelompok yang berbeda pandanganya dengan kurikulum yaitu :
a.    rekonstruksionisme konservatif yaitu menginginkan agar pendidikan ditujukan pada peningkatan mutu kehidupan individu maupun masyarakat dengan mencari penyelesaian masalah yang paling mendesak dihadapi masyarat. Peranan guru ialah sebagai orang yang menganjurkan perubahan mendorong siswa menjadi partisipan aktif dalam masyarakat.
b.     Rekonstruksionisme Radikal. Yaitu menganjurkan agar pendidik formal maupun non-formal mengabdikan diri demi tercapainya orde sosial baru berdasarkan pembagian kekuasaan dan kekayaan yang lebih adil dan merata.
4.    Pendekatan Humanistik, Kurikulum ini berpusat pada siswa, dan mengutamakan perkembangan efektif siswa sebagai bagian integral dari proses belajar. Para pendidik humanistic yakin bahwa kesejahteraan mental dan emosional siswa harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar belajar itu memberi hasil maksimal.Pendekatan ini didasarkan atas
a.    Siswa akan lebih giat belajar dan bekerja bila harga dirinya dikembangkan sepenuhnya.
b.    Siswa yang diturut-sertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pelajaran akan merasa bertanggung jawab atas keberhasilannya.
c.     Hasil belajar akan meningkat dalam suasana belajar yang diliputi oleh rasa saling mempercayai, saling membantu, dan bebas dari ketegangan yang berlebihan.
d.     Guru yang berperan sebagai fasilitator belajar memberi tanggung jawab kepada siswa atas kegiatan belajarnya.
e.    Kepedulian siswa akan pelajaran memegang peranan penting dalam penguasaan bahan pelajaran itu.
f.    Evaluasi diri bagian penting dalam proses belajar yang memupuk rasa harga diri.


5.    Pendekatan Accountability yaitu pertanggung jawaban lembaga pendidikan tentang pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat,  Accountability yang sistimatis yang pertama kalinya diperkenalkan Frederick Taylor dalam bidang industri yang tekenal dengan“scientific management” atau manajemen ilmiah, menetapkan tugas-tugas spesifik yang harus diselesaikan pekerja dalam waktu tertentu.
6.    Pendekatan Pembangunan Nasional, Pendekatan ini mengandung tiga unsur yaitu
a.    Pendekatan kewarganegaraan, Dalam masyarakat demokratis, warga negara dapat dimasukkan dalam tiga kategori yaitu apatis,pasif,aktif. Pendidikan sebagai alat pembangunan nasional, dengan tujuan mempersiapkan tenaga kerja yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan
b.    Pendidikan keterampilan praktis bagi kehidupan sehari-hari, Keterampilan yang diperlukan bagi kehidupan sehari- hari dapat dibagi dalam beberapa kategori yang tidak hanya bercorak keterampilan akan tetapi juga mengandung aspek pengetahuan dan sikap, yaitu:
a.     Keterampilan untuk mencari nafkah dalam rangka sistim ekonomi suatu negara.
b.    Keterampilan untuk mengembangkan masyarakat.
c.     Keterampilan untuk menyumbang kepada kesejahteraan umum.
d.    Keterampilan sebagai warganegara yang baik
Jadi dari prinsip dan pendekatan pengembangan kurikulum tersebut dalam dunia pendidikan islam harus bercirikan islam yaitu dengan tujuan membuat manusia menjadi manusia sempurna dimata Tuhan atau menciptakan manusia yang terampil mengabdi kepada allah secara sempurna.

BAB III
PENUTUP

1.    Kesimpulan
Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komperehenshif, sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaanya manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks manajemen berbasis sekolah (MBS) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Oleh karena itu otonomi yang diberikan kepada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioditaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan
Konsep Kurikulum Pendidikan Islam adalah perencanaan kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk pendidikan, sasaran-sasaran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sesuai dengan nilai-nilai ajaran yang dipimpin oleh seorang menejer dan saling bekerja sama dengan rekan-rekanya dalam bentuk organisasi yang kuat agar tercapai visi dan misi sekolah. Adapun prinsip dari pengembangan kurikulum islam adalah berorientasi pada tujuan,relevansi, efektivitas,efesiensi,fleksibilitas,interiritas, sinkronisasi, berkesinambungan, objetifitas, dan demokrasi. Sedangkan Pendekatan dalam pengembangan kurikulum pendidikan islam adalah dalam bidang studi, interdisipliner, renonstruksionisme, humaristik,accountability dan pembangunan nasional
2.    Saran
Dalam  kurikulum pendidikan islam ini sebagai penerus masa depan kita harus bisa menerapkan prinsip dan pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum pendidikan islam yang bercirikan islami yang tidak pernah lupa terhadap Tuhan yang maha esa baik itu dalam hal apapun terutama jika kita nantinya bernaung dalam dunia pendidikan yang bercirikan islami, kita harus bisa membawa anak didik kita menjadi lebih maju sesuai perkembangan zaman tetapi dengan tetap menerapkan pendidikan yang islami.

DAFTAR PUSTAKA

Rifa’i Mhd, dkk, Manajemen Organisasi, Medan : Cita Pustaka, 2013.
Nasution,S, asas-asas kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara, 2011.
Suparlan, Tanya JawabPengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara,2011.
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta :  Quantum Teaching, 2005.
Langgulung Hasan, Asas-Asas pendidikan islam,Jakarta :  Pustaka Al Husna Baru,2003.
Rusman, Manajemen Kurikulum,Bandung : Raja Grapindo, 2008.
http://mcdens13.wordpress.com/2012/10/02/konsep-kurikulum-pendidikan-islam/di download tgl 21-09-2013.
http://sukroncandara.blogspot.com/2010/11/prinsip-prinsip-dan-pendekatan.html di download tgl 21-09-2013.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar